Ratusan Santri Yatim Di Pulangkan Imbas Krisis Keuangan




Cileunyi, Jurnal1.id- Imbas dari kenaikan harga BBM sudah mulai dirasakan oleh berbagai pihak, salah satunya menimpa pesantren yatim dhuafa Alkasyaf dengan berat hati terpaksa memulangkan ratusan santri yatim dan dhuafa yang sedang belajar agama karena terkendala masalah dana. 


Pesantren yatim dan dhuafa alkasyaf adalah pesantren gratis yang tidak memungut biaya sepeserpun dari santrinya. Dan merupakan pesantren yang terbesar dalam memelihara anak yatim yang beralamat di RT 04/10 Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.


Pesantren ini dihuni oleh 180 santri yatim dan dhuafa dari tingkat SD hingga SMA.  Mereka berasal dari berbagai pulau di Indonesia. Kepada Jurnal1.id pengelola pesantren Mang Geo membenarkan informasi yang sampai ke redaksi Jurnal1.id. Rabu Subuh, (7/9/2022).



"Saya sangat sedih dan sangat terpaksa, Sekitar 120 santri dipulangkan, dan juga para pengajarnya" Ujar Mang Geo selaku pengasuh pesantren yatim dan dhuafa Alkasyaf. 


"Ini baru pertama kali sejak kami berdiri tahun 2013. Kami sangat terpaksa, perpulangan ini adalah dalam rangka supaya kami benahi manajemen". 


Selama ini pembiayaan pesantren alkasyaf masih tergantung dari kencleng dan tergantung dari donatur. 


Selama tiga bulan ini pesantren alkasyaf mencoba untuk bangkit melalui berdagang yaitu membuka pabrik tempe dan sabun. Hanya penjualannya masih jauh dan belum bisa menutupi operasional pembiayaan pesantren.



Setiap bulannya kami membutuhkan 93 juta untuk  membiayai operasional ratusan yatim dan dhuafa. Namun 6 bulan ini turun drastis hingga 30 juta perbulan.


Hutang untuk operasional tiap bulan bertambah hingga ratusan juta. Ungkap Auliya selaku bagian keuangan Alkasyaf. 


Insyaallah doakan saja,  sebulan ini kami coba berfikir dan mengevaluasi, jika masih belum ada solusi kemungkinan libur akan ditambah. Kami tidak mau meminta dan repotkan siapa saja. Namun yang saya takutkan adalah anak anak kembali pada prilaku sebelumnya, ada yang menjadi anak jalanan atau anak anak yang kurang perhatian dan kembali terlantar, sesal Mang Geo. (Ed)

Share on Google Plus

0 Comments :

Posting Komentar