Terkait Cileunyi Festival Ini Tanggapan Koordinator Teknis Cilfes " Mang Mpey"


Mang Mpey 


Cileunyi,Jurnal1.id- "Terkait ada nya salah satu media cetak online yang memberitakan sumir pihak Panitia  Event Cileunyi Festival 2022 kemarin, saya selaku Koordinator teknis yang mengetahui persis mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan kemarin, karena secara konsep itu kami yang bikin lalu di sepakati oleh rekan panita termasuk ketua sekaligus penggagas (pa Yoyon Darsono).


Alhamdulillah dengan dukungan dari pihak-pihak yang memang meraka adalah seniman sejati, Pelaksana Event yang profesional dan di dukung oleh peran  cukup banyaknya media, baik Konten kreator dan rekan "wartawan positif" saya secara pribadi dan atas nama Panitia pelaksana mengucapkan Terimaksih serta mengingatkan bahwa Cilfes ini akan terus dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya dengan menghadirkan kembali "meraka" Para Seniman Sejati yang betul-betul cinta untuk Cileunyi dan rekan-rekan Konten Kreatif serta Wartawan baik Cileunyi maupun dari luar Cileunyi yang memiliki perhatian serta penuh dengan rasa cinta serta kekeluargaan, kami haturkan Cileunyi Festival 2023 nanti dari Cileunyi Untuk Negeri. Jadi kalau ada yang memberitakan kata panitia, itu panitia siapa ya? yang mana ? kata karang taruna? karang taruna mana ? nah biar jelas dan tidak ngelantur silahkan hubungi saya sebagai Koordinator Teknis biar anda faham,  mau terlihat cerdas tapi malah tidak, mau mengritik agar nampak kritis tapi enggak konstruktif jadi lucu baca beritanya dan cara nulisnya juga hehe".. ujar Mpey Ferdy Koordinator Cileunyi Festival yang merupakan Pendiri sekaligus Ketua Umum Komunitas Bajidoris Bandung West Java yang dikenal kritis tersebut.

Tim Bajidoris yang diturunkan olehnya pada event CILFES tersebut sejumlah 20 orang, mereka berjuang dan melaksanakan giat tersebut dengan sangat profesional, tanpa pamrih apalagi mempermasalahkan Snack.


Mereka faham ada kalanya event profit dan ada kalanya event non profit, tetapi dalam pelaksanaanya tidak ada pembeda sedikit pun tetap mengutamakan  profesionalisme.


ini lah cermin secara kultur melekat pada diri para bajidoris ini adalah seniman sejati. Karena sesungguhnya seniman adalah pelaku yang memiliki karya mengedepankan hasil yang diterima masyarakat bukan mengutamakan nilai rupiah didepan istilah peribahasa sunda "mumulur memeh mantu" artinya meminta sebelum berbuat / meminta upah tanpa karya yang berfaedah. (Realese/ Mpey)

Share on Google Plus

0 Comments :

Posting Komentar