PKS menjadi Faktor Penentu Kemenangan pada Pertarungan Erwan -Donny di Pilkada Sumedang



Jatinangor, – Pada hari Senin, 5 Agustus 2024, Coffe Setia Jatinangor menjadi saksi diskusi yang mendalam mengenai Pilkada 2024 Kabupaten Sumedang. Acara ini menghadirkan beberapa pakar politik terkemuka yang memberikan wawasan berharga tentang dinamika politik lokal. Diskusi ini dihadiri oleh Direktur Landscape Politik Indonesia, Asep Komarudin, Pengamat Politik Unpad, Dr. Yusa Djuyandi, dan Kiki Pratama M.Si. dari Lembaga Survey Polsight.


Potensi Koalisi dan Kandidat

Dalam diskusi tersebut, Asep Komarudin memaparkan pandangannya mengenai potensi koalisi calon di Pilkada 2024. Menurut Asep, berdasarkan data Kabupaten Sumedang menunjukkan bahwa jumlah pemilih didominasi oleh di kalangan generasi Z dan milenial hingga mencapai angka lebih dari 60 %, sedang data survei menunjukan tingkat kepercayaan terhadap incumbet juga masih cukup tinggi, baik itu Donny atau Erwan (sebagai bupati dan wakil  Bupati periode 2019-2024).  Ini akan menjadi salah satu faktor penting dalam penentuan koalisi partai dan pempaketan pasangan calon pada Pilkada Sumedang tahun 2024" Ujar Asep.


Asep menjelaskan bahwa Sumedang sebagai daerah Agamis harus di akui masih di dominasi partai-partai nasionalis seperti Gokar,  PDIP, baru kemudian Partai Islam seperti PPP, PKS, PKB berada di urutan berikutnya. "maka dalam penentuan koalisi partai serta paket pasangan calon bupati dan wakil bupati, hendaknya mencerminkan kombinasi koalisi partai Nasionalis - Religius, atau Religius - Nasionalis. Maka dalam hal ini perlu menjadi perhatian bagi Dua kandidat utama yang  yang akan bertarung saat ini yaitu Donny yang berasal dari PPP (partai Islam) untuk berkoalisi dengan Partai Nasionalis,  begitupun hal Erwan  yang rencana akan di usung oleh partai Golkar (Partai Nasional), akan sangat berpotensi jika berkoalisi dengan partai Islam dan berpasangan dengan figur yang berasal dari  Partai Islam seperti PKS" ujarnya.


Asep memberikan beberapa catatan penting untuk  Erwan jika ingin menghadapi Pak Doni sebagai incumbent dalam kontestasi nanti. Pertama, Pak Erwan perlu menggaet sosok pemimpin muda untuk menarik dukungan dari generasi Z dan millenial. Kedua, dukungan dari partai politik yang memiliki mesin partai kuat, solid dan militan sangat diperlukan. Ketiga, kombinasi antara partai nasionalis dan religius akan menjadi kunci. "Jika Pak Erwan berasal dari Golkar yang cenderung nasionalis, maka ia sangat berpotensi untuk menang jika berkoalisi dengan partai berbasis religius dan millitan seperti PKS untuk mengimbangi kekuatan Pak Doni sebagai incumbent  yang menguasasi struktur kuat selama 5 tahun menjabat dan memiliki dukungan dari partai Islam (PPP)," tambahnya.


Sehingga, lajut Asep " Kemenangan Erwan jika akan melawan Donny ditentukan oleh Partai PKS yang mengusung Ridwan Solichin (Rinso) sebagai sosok muda, merakyat dan merupakan kader terbaik Partai PKS karena merupakan Sekretaris DPW PKS Jawa Barat. Sehingga di mungkinkan mesin partai akan bergerak masif untuk memenangkan Rinso dan pasangan Bupatinya kelak." Pungkas Asep Komarudin yang merupakan Direktur Landscape Politik Indonesia.


Dinamika Koalisi dan Kandidat

Dr. Yusa Djuyandi, seorang pengamat politik dari Unpad, memberikan pandangannya mengenai persaingan antara Pak Doni dan Pak Erwan. Menurut Dr. Yusa, meskipun Pak Doni saat ini unggul dalam survei, margin error survei yang maksimal 5% memberikan peluang bagi Pak Erwan untuk mengejar ketertinggalan. "Hasil survei menunjukkan bahwa persaingan antara Pak Doni dan Pak Erwan sangat ketat. margin error survei ini memberi peluang bagi Pak Erwan untuk mengejar ketertinggalan. Koalisi antara partai nasionalis dan religius bisa menjadi strategi yang efektif untuk memenangkan Pilkada," kata Dr. Yusa.


Dr. Yusa juga menyebutkan bahwa Ridwan Solihin dari PKS merupakan kandidat yang menarik, meskipun saat ini masih berada di urutan ketiga. "Ridwan Solihin dari PKS memiliki potensi untuk meningkatkan perolehan suara jika digandeng oleh salah satu dari Pak Doni atau Pak Erwan. PKS memiliki mesin partai yang kuat di Sumedang, dan jika mereka berkoalisi dengan calon yang tepat, ini bisa memberikan dorongan signifikan terhadap suara mereka," tambahnya.


Strategi dan Peluang

Kiki Pratama M.Si. dari Lembaga Survey Polsight menyatakan bahwa situasi politik di Sumedang menunjukkan pola serupa dengan daerah lain di Jawa Barat. "Hasil survei menunjukkan bahwa suara antara Pak Doni dan Pak Erwan sangat tipis. Untuk memenangkan Pilkada, calon perlu menarik dukungan dari partai yang tepat. PKS, dengan mesin partainya yang efektif, bisa menjadi faktor kunci jika mereka bergabung dengan calon yang tepat," jelas Kiki.


Kiki menjelaskan bahwa jika Ridwan Solihin digandeng oleh Pak Doni atau Pak Erwan, hal ini bisa meningkatkan peluang kemenangan secara signifikan. "Kelemahan antara Pak Doni dan Pak Erwan tentu ada. Misalnya, Pak Doni mungkin lebih kuat dalam struktur birokrasi, sementara Pak Erwan mungkin lebih unggul dalam menjalin hubungan dengan masyarakat bawah. Jika Pak Erwan dapat menggabungkan kekuatan ini dengan dukungan dari PKS, ini bisa menjadi kombinasi yang sangat kuat," kata Kiki.


Pesan untuk Masyarakat

Di akhir diskusi, Kiki Pratama mengajak masyarakat Kabupaten Sumedang untuk berpartisipasi aktif dalam Pilkada. "Partisipasi masyarakat dalam Pilkada sangat penting. Ini adalah kesempatan untuk memilih pemimpin yang tepat untuk masa depan Kabupaten Sumedang. Kami berharap masyarakat dapat membuat keputusan yang bijak dan terlibat dalam proses demokrasi ini," tutup Kiki.


Kesimpulan

Diskusi yang berlangsung di Coffe Setia Jatinangor memberikan pandangan mendalam mengenai dinamika politik menjelang Pilkada 2024 di Kabupaten Sumedang. Para pakar politik sepakat bahwa koalisi partai, strategi calon, dan partisipasi masyarakat merupakan faktor-faktor kunci dalam menentukan pemenang. Dengan berbagai pandangan yang disampaikan oleh para ahli, diharapkan masyarakat dapat membuat keputusan yang bijak dan berpartisipasi aktif dalam pemilihan mendatang.


Acara ini memberikan wawasan yang berharga bagi calon pemilih, partai politik, dan calon kepala daerah, serta menggambarkan bagaimana dinamika politik lokal akan berpengaruh pada hasil Pilkada. Dengan berbagai strategi dan koalisi yang dipertimbangkan, Pilkada 2024 di Kabupaten Sumedang diprediksi akan menjadi kontestasi yang sengit dan penuh dinamika.( Red)

Share on Google Plus

0 Comments :

Posting Komentar